Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan". Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.
Drama juga terdiri atas unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik drama adalah sebagai berikut:
1. Tokoh
Tokoh adalah individu
atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama,
usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan. Tokoh-tokoh dalam
drama dapat diklasifikasikan seperti berikut ini:
A. Berdasarkan sifatnya
- Tokoh protagonis: tokoh utama yang mendukung
cerita
- Tokoh antagonis: tokoh
penentang cerita
- Tokoh
tritagonis: tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh
antagonis
B.
Berdasarkan peranannya
- Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling
menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan penyebab terjadinya
konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan antagonis
- Tokoh utama, yaitu tokoh
pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh
sentral. Dalam hal ini adalah tokoh protagonis
- Tokoh pembantu, yaitu
tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai
cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita. Tidak semua
drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu
2. Penokohan
Penokohan adalah penggambaran sifat
batin seseorang tokoh yang disajikan dalam cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam
drama digambarkan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh. Watak
para tokoh digambarkan dalam 3 dimensi sebagai berikut:
A. Keadaan
fisik
Keadaan fisik tokoh meliputi umur,
jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa,
raut muka, kesukaan, tinggi badan, ukuran badan, ekspresi
B. Keadaan
psikis
Keadaan psikis tokoh meliputi watak,
kegemaran, mental, standar moral, tempramen, ambisi, psikologis yang dialami,
dan keadaan emosi
C. Keadaan
sosiologis
Keadaan sosiologis tokoh meliputi jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras,
agama, dan ideologi
3. Setting atau latar
Setting disebut juga latar cerita. Setting meliputi 3 dimensi:
A. Setting tempat
Setting tempat adalah
tempat terjadinya cerita dalam drama. Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri, berhubungan dengan setting ruang
dan waktu
B. Setting waktu
Setting waktu adalah
waktu atau zaman atau periode sejarah terjadinya cerita dalam drama. Setting
waktu dapat terjadi pada waktu pagi, siang, sore, ataupun malam
C. Setting suasana
Setting suasana adalah
suasana yang mendukung terjadinya cerita. Setting suasana dapat didukung dengan
tata suara atau tata lampu pada saat pementasan drama
4. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang
mendasari pembuatan sebuah drama. Tema yang biasa diangkat adalah masalah
percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, keluarga
yang retak, patriotisme, perikemanusiaan, renungan, dan lain-lain
5. Amanat atau pesan pengarang
Amanat adalah pesan yang disampaikan
pengarang kepada pembaca atau penonton melalui karyanya. Setiap pembaca atau
penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanat drama. Amanat bersifat
kias subjektif dan umum. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema drama
6. Dialog
Ciri khas naskah dalam
drama adalah berbentuk dialog atau percakapan. Dialog inilah yang akan
diucapkan pemeran di atas panggung. Beberapa hal yang berkaitan dengan dialog
dalam naskah drama adalah sebagai berikut:
A. Mencerminkan percakapan
sehari-hari karena drama merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari- hari
B. Ragam bahasa yang digunakan dalam dialog drama adalah bahasa
lisan yang komunikatif dan
bukan ragam bahasa tulis
C. Diksi (pilihan kata) yang digunakan dalam drama behubungan dengan konflik dan plot
D. Dialog
dalam naskah drama bersifat estetis, artinya memiliki bahasa yang mudah
dimengerti dan dipahami
E. Dialog dapat mewakili watak tokoh yang dibawakan baik
secara psikologis, sosiologis, maupun fisiologis
7. Konflik
Konflik adalah pertentangan antarmasalah dalam
drama. Konflik dibedakan menjadi 2, yaitu:
A. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu diluar dirinya
B. Konflik internal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri
Contoh:
Anisa: Waduh... bagaimana jika sampai ibu pulang Ahmad belum
kembali ke rumah? (sambil
mondar-mandir di teras)
Bibi: Sabar, Non. Mudah-mudahan den Ahmad segera
pulang
Anisa:
Yah, Bi... tapi, kenapa belum pulang
juga? Mana hari mau hujan begini
Bibi: Non, coba hubungi ke telepon genggamnya
Anisa:
Oh, ya. Benar juga, Bi
Suasana yang tergambar dalam kutipan naskah drama tersebut adalah khawatir. Kata kunci: " Yah, Bi... tapi, kenapa belum pulang juga? Mana hari mau hujan begini"
No comments:
Post a Comment