Thursday, February 27, 2014

Unsur Intrinsik Drama

Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan". Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.
Drama juga terdiri atas unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik drama adalah sebagai berikut:
1. Tokoh
Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan. Tokoh-tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan seperti berikut ini:
A. Berdasarkan sifatnya
  • Tokoh protagonis: tokoh utama yang mendukung cerita
  • Tokoh antagonis: tokoh penentang cerita
  • Tokoh tritagonis: tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis
B. Berdasarkan peranannya
  • Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan antagonis
  • Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh protagonis
  • Tokoh pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita. Tidak semua drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu
2. Penokohan
Penokohan adalah penggambaran sifat batin seseorang tokoh yang disajikan dalam cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama digambarkan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh. Watak para tokoh digambarkan dalam 3 dimensi sebagai berikut:
A. Keadaan fisik 
Keadaan fisik tokoh meliputi umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi badan, ukuran badan, ekspresi
B. Keadaan psikis
Keadaan psikis tokoh meliputi watak, kegemaran, mental, standar moral, tempramen, ambisi, psikologis yang dialami, dan keadaan emosi
C. Keadaan sosiologis
    Keadaan sosiologis tokoh meliputi jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi

3. Setting atau latar
    Setting disebut juga latar cerita. Setting meliputi 3 dimensi:
A. Setting tempat
Setting tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama. Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri, berhubungan dengan setting ruang dan waktu
B. Setting waktu
Setting waktu adalah waktu atau zaman atau periode sejarah terjadinya cerita dalam drama. Setting waktu dapat terjadi pada waktu pagi, siang, sore, ataupun malam
C. Setting suasana
Setting suasana adalah suasana yang mendukung terjadinya cerita. Setting suasana dapat didukung dengan tata suara atau tata lampu pada saat pementasan drama

4. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema yang biasa diangkat adalah masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, keluarga yang retak, patriotisme, perikemanusiaan, renungan, dan lain-lain

5. Amanat atau pesan pengarang
Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton melalui karyanya. Setiap pembaca atau penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanat drama. Amanat bersifat kias subjektif dan umum. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema drama

6. Dialog
Ciri khas naskah dalam drama adalah berbentuk dialog atau percakapan. Dialog inilah yang akan diucapkan pemeran di atas panggung. Beberapa hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama adalah sebagai berikut:
A. Mencerminkan percakapan sehari-hari karena drama merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari- hari
B. Ragam bahasa yang digunakan dalam dialog drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan   
    bukan ragam bahasa tulis
C. Diksi (pilihan kata) yang digunakan dalam drama behubungan dengan konflik dan plot
D. Dialog dalam naskah drama bersifat estetis, artinya memiliki bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami
E. Dialog dapat mewakili watak tokoh yang dibawakan baik secara psikologis, sosiologis, maupun fisiologis

7. Konflik
    Konflik adalah pertentangan antarmasalah dalam drama. Konflik dibedakan menjadi 2, yaitu:
A. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu diluar dirinya 
B. Konflik internal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri

Contoh:
Anisa: Waduh... bagaimana jika sampai ibu pulang Ahmad belum kembali ke rumah? (sambil  
            mondar-mandir di teras)
Bibi:     Sabar, Non. Mudah-mudahan den Ahmad segera pulang
Anisa:   Yah, Bi... tapi, kenapa belum pulang juga? Mana hari mau hujan begini
Bibi:     Non, coba hubungi ke telepon genggamnya
Anisa:   Oh, ya. Benar juga, Bi

Suasana yang tergambar dalam kutipan naskah drama tersebut adalah khawatir. Kata kunci: " Yah, Bi... tapi, kenapa belum pulang juga? Mana hari mau hujan begini"







No comments:

Post a Comment